• Join Us on Google Plus!

Minggu, 04 Mei 2014

Manusia dan kasih sayang

Mei 04, 2014 // by Unknown // No comments

A.  Pengertian Cinta
Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan, cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna.
Cinta pun merupakan perasaan seseorang kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain. Dengan cinta kita bias berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin hubungan kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita apa adanya.

B.   Pengertian Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang, mengasihi, atau saling menumpahkan kasih sayang.

C. Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.

D. Pengertian Belas Kasihan
Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Dalam surat Al –Qolam ayat 4,” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.”
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.

E.    Makna Pemujaan
Pengertian pemujaan adalah salah satu investasi cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dalam kimunikasi ritual, karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaan bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga. 

F.    Macam-macan Cinta
Tahukah Anda bahwa cinta juga memiliki banyak jenis? Secara umum, cinta terbagi menjadi 4 bagian. Ada Eros, Philia, Storge dan Agape. Lalu Apakah perbedaan dari keempat jenis cinta tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.
  1. Eros
Eros adalah jenis cinta yang masih berdasar frasa ‘Aku’. Artinya, cinta ini hadir berdasarkan motif pribadi. Cinta jenis ini menggambarkan nafsu birahi. Faktor fisik, kekayaan, dan kekuasaan masih menjadi pertimbangan seseorang yang memiliki cinta Eros untuk mencintai seseorang. Tak selalu buruk, cinta ini juga bisa menggambarkan semangat, gairah, passion yang begitu menggelora dan berapi-api. Apa pun menjadi mudah saat cinta ini ada. Namun seperti jalannya perputaran hidup, cinta Eros biasanya tidak akan bertahan lama mengingat cinta ini masih tumbuh atas egoisme masing-masing pelakunya. Cepat atau lambat, fase cinta eros dalam sebuah hubungan akan berlalu. Ini artinya hubungan bisa berakhir, atau justru cinta tersebut bertransformasi menjadi jenis cinta lainnya.
2.      Philia
Philia adalah cinta yang berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Cinta ini muncul secara natural melalui kesadaran masing-masing pihak bahwa mereka cocok satu sama lain. Cinta jenis ini digambarkan pula dalam relasi persahabatan antar manusia. Cinta philia tak terbatas pada hubungan cinta dengan pasangan, namun juga pada sahabat. Cinta jenis ini dalam sebuah hubungan dapat muncul ketika pasangan sudah begitu nyaman satu sama lainnya. Mereka telah menjadikan satu sama lain partner atau teman hidup untuk berdiskusi dan berbagi cerita. Hubungan ini bukan lagi sekedar nafsu atau ketertarikan fisik. Ia biasanya muncul dalam sebuah hubungan dengan pasangan yang telah terjalin cukup lama.
  1. Storge
Storge adalah jenis cinta yang muncul karena ikatan darah. Biasanya jenis kasih sayang ini ada tanpa tanda tanya, karena satu-satunya yang mengikat hubungan ini adalah keterikatan darah. Tidak mungkin seorang ibu dapat memilih anak yang akan dilahirkannya. Namun seperti apapun anaknya kelak, seorang ibu pasti akan menyayanginya. Jenis cinta ini juga merefleksikan kecintaan seseorang pada negaranya. Itu artinya rasa nasionalisme dan patriotisme seseorang pada negaranya merupakan bagian dari storge, karena lagi-lagi seseorang tidak bisa memilih dimana ia dilahirkan dan apakah garis keturunannya. Hal tersebut hanyalah sesuatu yang perlu disyukuri. Masih masuk dalam storge adalah kecintaan seseorang pada dirinya sendiri atau narsisme. Perasaan tersebut merupakan hal yang alami dan muncul dengan sendirinya.
  1. Agape
Agape adalah jenis cinta yang paling indah dan murni. Jenis cinta ini sudah tidak mempertanyakan lagi selera pribadi seseorang seperti, apakah ia cantik, apakah ia kaya. Cinta ini juga tidak serta merta karena kesamaan pembicaraan, kesamaan minat dan hal lainnya seperti yang dapat ditemukan pada persahabatan. Agape bukan pula jenis cinta yang ada karena ikatan darah atau nusa bangsa. Jenis cinta ini telah melampaui itu semua. Agape merupakan cinta tanpa balas dan tanpa syarat. Menerima seutuhnya tanpa pamrih apapun.



Sumber : http://klikgaul.com/macam-macam-terminologi-cinta/

Hubungan Manusia dan Keindahan

Mei 04, 2014 // by Unknown // No comments

1. Definisi Keindahan dan Manusia
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya."
Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu  kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."
                                           
Dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1.      Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat(Tolstoy).
2.      Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3.      Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah.  Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4.      Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5.      Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
6.      Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7.      Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa keindahan (seni : rasa indah).
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan molek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beatiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
2. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:

1)      Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.

2)      Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.

3)      Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.

4)      Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.

3. Cara-cara untuk mengetahui suatu keindahan

1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.



2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.

3.Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.

4. kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
Disamping itu seni menurut waetaknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut logika deduktiv dapa dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di kontemplasikan. Keesimpulan ini mengandung dua saran :

1.      bahwa untuk dapat menciptakannkeindahan dalam hasil karya seni teerlebih dahulu harus ditempuh proses kontemplasi.
2.      keindahan yang berpadu dalam hasil cipta seni harus dikontemplasikan untuk menemukan rahasia dan nilai nilai di balik keindahan formalnya



sumber:
http://awansendi.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-keindahan.html

CERPEN YANG BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN MANUSIA DAN CINTA KASIH

Mei 04, 2014 // by Unknown // No comments

Sebuah Surat hati

Pengarang : Cp  
Ringkasan oleh: Cepee

Dalam tiap langkah kaki menapak, aku ada. Dalam tiap hari menjelang, aku pun terbit. Laksana mentari di atas sana yang tak bosan menerangi sekalipun banyak awan nakal sesekali menutup indah terangnya, juga seperti tiap ibu yang mengasihi anaknya sekalipun banyak durhaka tercipta dalam tiap langkah menuju kedewasaan... aku tetap di sana. Menyunggingkan sebuah senyum sambil mengawasi tiap mereka yang butuh aku.
Sama seperti Rupiah yang bermimpi tuk jadi Dollar, ia pun dulu adalah seorang pemimpi. Hidup dalam impian terbayang indahnya dunia luar. Namun kini, mimpi itu selangkah demi selangkah telah menuju puncaknya. Lihat bagaimana mudahnya sebuah perubahan itu tercipta. Hanya perlu menambahkan 1 huruf tuk jadi berbeda, seorang yang berguna. Dari “pemimpi” tuk jadi “pemimpin” kita hanya perlu menambahkan sebuah “n”. Lalu, bagaimana dengan kalian?
Aku mampu hadir dalam tiap hati, kecuali jika ambisi berlebih, dengki, kerakusan, serta dendam yang telah menempati posisinya terlebih dulu. Namun, aku akan tetap menunggu. Menanti dan terus menanti. Sampai semua yang membutuhkanku sudah tak ada lagi di dunia ini.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, hari ini aku tetap menemaninya. Melangkah bersama dalam tiap suka dan dukanya. Menguatkan hatinya di kala gundah dan saat semua hitam memenuhi kalbunya. Bagi gadis ini, akulah pengubah hidupnya. Sedikit demi sedikit, topeng yang selama ini dikenakannya sudah mulai dilepas. Mantel imam yang selama ini dihindari sentuhannya pun sudah mulai dikenakannya kembali. Hidupnya sudah jauh lebih indah dibandingkan dulu. Masih ingat kala itu, saat ia sudah sangat putus asa. Hanya kematian yang jadi jawaban baginya. Hanya tinggal hitungan menit tuk sampai kembali kepada Pencipta. Namun, saat itu dia menangis. Meratap dan mengutuk diri atas semua dosa yang telah terukir. Karena itu, aku hadir. Kembali memulihkan kalbunya yang sudah terlanjur terluka parah.
Hingga kini, hanya dalam hitungan tahun, ia akan jadi seorang yang berbeda. Seorang yang mampu berbuah tuk sesamanya. Oleh karena itu, aku tetap menemani. Mengawasi tiap harinya sampai sang Pemimpi tak perlu lagi lelah bermimpi. Biarlah sayap itu mampu terbentang lebar atas birunya sangkakala. Ya... sebagai sang Pemimpin... baik atas sesama makhluk ciptaan-Nya maupun atas dirinya sendiri.
Sekarang, aku rasa kalian sudah dapat menebak siapa aku. Aku adalah cinta kasih, ketulusan, dan semua indah yang telah Tuhan ciptakan tuk kalahkan keegoisan diri. Mudah rasanya tuk melangkah lurus ke depan, tapi tak semua mereka memiliki aku. Alhasil, hanya usaha hampa tanpa ada sedikitpun kepuasan yang dihasilkan. Jika hanya Rupiah yang dijadikan patokan kesuksesan, akankah itu bisa untuk selamanya? Jika hanya Rupiah yang dijadikan pemuas kehidupan, benarkah kebahagiaan itu ada?
Sama seperti para dokter di luar sana. Mereka diibaratkan sebagai penyembuh sakit. Inilah akar konflik yang telah eksis dan terus berkembang. Pandangan yang terlalu positif itu seringkali jadi bumerang bagi rekan-rekan lainnya. Apakah seorang dokter dikatakan sukses hanya dengan menilai jumlah Rupiah yang dihasilkannya per bulan? Benarkah itu yang terikrar dalam Sumpah Dokter tanda kelulusan? Bagiku, kesuksesan seorang dokter adalah mereka mampu menyembuhkan sesama, baik jasmani maupun mentalnya. Lantas, benarkah jika seorang dokter hanya melakukan cek TTV (tanda-tanda vital) seadanya saja yang bahkan dapat dihitung dalam detik lalu menulis resep seadanya itu dikatakan bahwa mereka telah mendedikasikan diri dan gelar mereka tuk sesama? Ingat kawan, memang waktu adalah uang, namun tak setiap detik boleh kau ibaratkan sebagai Rupiah.
Seorang kaya yang mandi di atas tiap puing Rupiah, benarkah mereka dapat dikatakan telah meraih kesuksesan? Benarkah hartanya dapat menemaninya jika hanya ada kematian menjemput? Bukankah hidup itu indah jika kita berarti bagi sesama? Yang dapat menilai eksistensi diri kita hanyalah orang lain. Demikianlah seperti bibir dan pipi yang sangat berdekatan. Namun sang Bibir takkan mampu mencium sang Pipi. Yang dapat mencium pipi kita hanyalah orang lain. Bahkan, saat kematian menjemput, bukankah kita hanya dapat hidup dalam hati dan kenangan mereka yang tertinggalkan? Lantas, apa gunanya materi itu jika kita tak punya hati nurani. Hanya akan jadi kosong yang hanya dapat hidup dalam hitungan menit kemudian terlupa untuk selamanya. Hanya akan terlapis topeng dan tersumpal bualan, bak lidah ular yang bercabang. Namun, hati nurani akan selamanya berupa hati nurani. Takkan ada yang sanggup menggantinya, menutupinya, ataupun memalsukannya.
Untuk itu, aku ada. Memimpin tiap mereka tuk raih kesuksesan, baik dalam arti materi duniawi maupun materi akhirat. Kalau kau bilang, ularlah yang salah ketika menghasut Hawa yang kemudian memulai keruntuhan manusia, bagiku semuanya sama saja, baik ular, Hawa, Adam, maupun Eden. Tak ada yang lebih salah dari yang lainnya, begitu juga tak ada yang lebih benar. Semuanya merupakan tersangka utama. Oleh karena itu, aku hadir tuk kuatkan agar tahan godaan. Hanya jiwa yang mengasihi yang mampu menolong sesama tanpa harap akan apapun selain sebuah ucapan terima kasih. Hanya ketulusan yang membuat manusia tak saling mendengki lalu saling menjatuhkan.
Melihat banyak mata kalian menatap, tampaknya banyak tugas yang harus kukerjakan. Tenang saja Kawan, kami akan tetap hadir tuk tiap kalian. Bukalah hati kalian, maka kami akan ada di sana. Sekarang, sudah siapkah kalian untuk mengecap perubahan? Ingat, hanya perlu usaha yang tak sulit tuk jadi seorang yang berguna, dari seorang pemimpi tuk jadi pemimpin. Lantas, apakah kalian masih ingin disibukkan oleh hal-hal semu? Ataukah kalian sudah siap tuk rasakan gejolak kehidupan yang lebih bermakna? Hanya tiap kalian yang mampu menjawabnya... Kini, biarkanlah aku terlelap dalam lautan bintang-bintang sembari menunggu. Ya... menunggu kalian.

Salam hangat selalu,
Hati nurani


Opini : Materi terkadang membuat kita lupa diri akan kehidupan . Dimana lupa dengan seseorang yang telah membesarkan nama kita , dan lupa dengan orang yang telah memberikan kehidupan kita jauh lebih baik dan baik lagi ..Kadang tidak ada maksud dalam benak kita untuk melupakan orang tersebut. tetapi karna jauhnya tempat tinggal agar bisa bertemu kembali dengan teman2 yang kita sayang, ditambah kesibukan yang membuat kita sempat terlupa dengan teman2 lama kita .


http://sofyan-ali.blogspot.com/2013/01/cerpen-hubungan-manusia-dan-cinta-kasih.html

BUKTI-BUKTI BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN

Mei 04, 2014 // by Unknown // No comments



Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan.
Berikut adalah bukti-bukti budaya yang berkaitan dengan hubungan Manusia dan Keindahan. Salah satunya adalah puisi tentang keindahan kebun raya bogor.

Kebun Raya Bogor

Terlintas di pikaranku…
Betapa anggun-Nya kebesaranMu…
Di tanah kelahiranku ini…
Kau berikan harta yang sangat berharga…
Harta yang membuat tanah kelahiran ku ini...
Selalu menarik perhatian  semua orang…
Tak ada satu pun kata yang bisa ku ungkapkan
Ketika ku melihat kebesaran-Mu…

Hijau,bersih,sejuk
Membuat hatiku tentram…
Indah,berkilau,harum
Membuat hidupku bergairah
Warna-warni warnamu
Menambah kecantikan tanah air ku…

Terletak di sebuah kota…
Yang di beri julukan kota hujan…
Semua itu dapat kita lihat di sebuah tempat
Yang di beri nama Kebun Raya Bogor…

Di situlah harta-Mu kau letakkan…


Sumber : http://dianratnafuedsi.blogspot.com/2011/07/puisi-keindahan-kebun-raya-bogor.html