Judul Buku : Negeri Para Bedebah
Penulis : Tere Liye
Tebal : 440 Halaman
Cetakan : 1 Juli 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Novel karya Tere Liye ini berbeda dengan novel
sebelum-sebelumnya. Kali ini Tere Liye mengangkat genre politik ekonomi,
berbeda dengan yang sebelumnya yang bergenre romantisme dan keluarga. Novel ini
sangat menarik bagi pembaca, khususnya bagi para pembaca dewasa yang menyukai dunia
politik dan ekonomi.
Tokoh utama
dalam novel Negeri Para Bedebah ini adalah Thomas. Thomas adalah
konsultan keuangan profesional yang dikenal secara internasional. Ia lulusan
universitas ternama dan kerap melanglang buana sebagai pembicara terkait
ekonomi dan keuangan yang dipakarinya. Tidak banyak yang tahu kalau Thomas
tergabung dalam sebuah klub petarung semacam dalam film Fight Club
bersama sejumlah orang penting, di lantai enam sebuah gedung perkantoran di
Jakarta. Dan hampir tidak ada yang tahu siapa sesungguhnya dan dari mana ia
berasal. Kecuali, tentu saja, keluarga dan orang-orang yang dekat dengan
keluarganya. Tapi bagi keluarganya, Thomas adalah Tommie, keponakan dari Om
Liem, pemilik Bank Semesta.
Umurnya 33 tahun tapi dia sudah sering menjadi
pembicara dalam acara-acara bergengsi di dalam maupun luar negeri dengan
pesertanya adalah pimpinan-pimpinan perusahaan. Ia sendiri memiliki perusahaan
konsultan yang ternama. Ia pandai memotivasi dan memberi masukan yang jitu
untuk para klien bisnisnya. Dalam cerita, Thomas memiliki karakter cerdik,
gesit, cerdas, fisik kuat, humoris, tampan. Kesibukannya bahkan melebihi
kesibukan presiden. Dalam novel ini kalian akan tercengang bagaimana media bisa
disetir oleh Thomas, orang-orang petinggi negeri ini bisa percaya dengan Thomas.
Dibalik
gemilangnya karir Thomas, ternyata ia memiliki masa lalu yang menyedihkan.
Papa-Mamanya meninggal dalam kebakaran rumah ketika ia sedang mengantar susu
untuk tetangga-tetangganya. Rumahnya dibakar oleh warga yang merasa dikhianati
oleh usaha Arisan-Berantai yang didirikan Papanya dan Om Liem, pamannya.
Tapi bagi
keluarganya, Thomas adalah Tommie, keponakan dari Om Liem, pemilik Bank
Semesta. Tidak lama setelah tiba di Jakarta setelah perjalanan ke London, ia
mengetahui komplikasi yang melanda Bank Semesta. Ram, orang kepercayaan Om
Liem, yang memberitahukan kepadanya.
Thomas dipanggil
ke kediaman Om Liem karena rumah Om Liem telah dikepung. Om Liem akan dibawa ke
penjara, hanya kondisi istrinya yang sedang pingsan yang menangguhkan. Perintah
penangkapan Om Liem sudah efektif. Om Liem memanggil Thomas agar mau menjaga
Tante Liem dan adik-adik sepupu Thomas yang semuanya perempuan.
Sesungguhnya
menolong Om Liem bukanlah hal yang mudah dilakukan Thomas. Ia membenci Om Liem
karena menganggap pamannya itu berperan dalam peristiwa tewasnya kedua orang
tuanya dua puluh tahun silam. Tapi operasi seluruh cabang Bank Semesta terancam
akan ditutup. Dua hari lagi, tepatnya hari Senin, nasib Bank Semesta akan
diputuskan oleh otoritas bank sentral. Lalu dua nama dari kegelapan masa silam
muncul dalam ingatan Thomas. Maka, sebuah rencana nekat segera dirumuskan dalam
benaknya. Ia akan menyelamatkan Bank Semesta meskipun kebenciannya pada Om Liem
masih mengendap. Dan sebagai langkah pertama, ia harus melarikan Om Liem.
Karena tanpa tanda tangan Om Liem tidak ada satu pihak pun yang bisa membekukan
Bank Semesta. Setelah menyembunyikan Om Liem, Thomas akan menjalankan
rencananya sambil memosisikan dirinya sebagai pihak yang tidak berkepentingan.
Dalam dua hari
itu, Thomas bersusah payah mempertahankan Bank Semesta agar diselamatkan oleh
pemerintah. Ia membawa kabur Om Liem, mengelabui para polisi, menyimpan Om Liem
di tempat tersembunyi, kemudian mendatangi orang-orang berpengaruh yang akan
menentukan Bank Semesta akan diselamatkan atau tidak. Gak main-main, dengan
dikejar-kejar polisi di mana-mana, Thomas dengan cerdiknya bisa mendatangi
orang-orang tersebut. Ibu Menteri, Putra Mahkota, petinggi lembaga keuangan,
dan juga media berhasil ia pengaruhi. Ohya, dalam pertempurannya itu, ia
ditemani seorang wartawan muda bernama Julia. Julia ini ikut terseret dalam
kasus Bank Semesta awalnya karena ia tidak menyukai Thomas yang bisa dengan
mudah mengelabui media. Dengan beberapa intrik dan rekayasa cerdik yang
dilakukan Thomas, mengelabui polisi-polisi, ia dan Julia menyelesaikan misi
dengan baik. Bank Semesata diselamatkan oleh pemerintah. Tentu saja dalam
petarungan ini, Thomas dibantu teman-teman dekatnya. Maggie, Erik, Rudi, Julia,
Kadek, Randy. Mereka adalah tokoh-tokoh pembantu dalam novel ini. Secara
kebetulan, temen-temannya di klub petarung yang rahasia itu manjadi penyelamat
Thomas. Tapi di akhir cerita, kalian akan dikejutkan dengan sebuah penghianatan
orang terpercaya.
Kelebihan dari
novel ini adalah dapat mengajarkan kita menjadi orang yang mandiri dan menjadi
orang yang selalu berusaha. Kita juga tidak boleh mudah menyerah pada
keadaan.Nilai persahabatan dan setia kawan juga sangat kental dalam novel ini.
Persahabatan memang tidak bias terpisahkan oleh apapun. Meski telah berpisah
lama, seorang sahabat tidak mungkin melupakan begitu saja. Ketika tertimpa
masalahpun, sahabat akan siap menjadi orang yang akan membantu dan berdiri di
barisan paling ujung. Persahabatan tidak mengenal perbedaan umur dan waktu.
Asalkan saling nyaman, saling mengerti, dapat menyatukan pikiran, sahabat akan
jadi sosok yang sangat menyenangkan. Sama seperti yang dialami Thomas, saat ia
perlu bantuan, entah mengapa selalu saja ada sahabat yang dating untuk
membantunya. Rela berkorban untuknya. Semua itu dilakukan demi sahabat. Demi
orang yang selama ini selalu ada ketika kita butuhkan.
Selain beberapa
kelebihan, novel ini juga memiliki beberapa kekurangan. Novel ini memiliki
tingkat bahasa yang cukup tinggi. Banyak istilah yang tidak akan dimengerti
oleh kaum awam. Istilah-istilah yang terkandung juga hanya dapat ditemukan di
kosa kata politik ekonomi. Seperti subprime montage, preventive
strike, indeks saham, CFO, CEO, dll (Bab I).