Hari ini aku berangkat ke Jogja untuk memulai proyek renovasi jembatan. Bos Eko, mandorku, sudah mengontak kemarin. Aku tidak sendiri, ada empat kawan yang ikut dalam
rombongan: Slamet, Jaswadi, Wagiran, dan Kismiadi.
Kami berangkat jam 12.00-an, karena menanti semua ngumpul di rumah Jaswadi.
Perjalanan dari Kebumen ke Jogja sendiri membutuhkan waktu 3-4 jam. Karena
perlu mencari lokasi juga, kami sampai di tempat proyek jam 5-an lebih.
Kami mulai kerja keesokan harinya. Dan kami memutuskan menginap di tempat
proyek. Di mana, pada malam hari, kami tidur di buk - rumah-rumahan yang
terbuat dari triplek, biasanya untuk meletakkan perlengkapan kerja proyek.
Tapi, kami tidur di luar tanpa dinding dan hanya dialasi triplek yang telah
dibentuk sedemikian rupa menyerupai tempat tidur. Tak masalah bagi orang macam
kami tidur di mana pun.
Kami semua tidur jejer-jejer bak ikan asin dijemur. Lelah akibat perjalanan
jauh, ditambah lampu putih yang cuma 8 watt sehingga remang-remang, membuat kami lebih cepat
tertidur pulas.
Di seperempat malam, aku ngililir (terbangun, red.). Aku yang terlentang
melihat ke ujung kakiku. Kulihat ternyata ada seseorang tidur melintang. Seseorang itu memakai celana warna putih,
baju putih, dengan muka yang tidak terlihat jelas - karena
remang-remang. Sebetulnya aku ingin membangunkan temanku. Tapi, rasa takut
menguasaiku, sehingga aku hanya bisa terdiam saja. Tidak berani menggerakkan
apa-apa.
*
Keesokan harinya, ketika makan siang dan kumpul-kumpul istirahat, aku bercerita
mengenai kejadian semalam.
"Eh, semalam aku diweruhi (dilihati, red.) orang pake baju putih.
Aku diem aja enggak bicara apa-apa," ungkap Jaswadi.
"Weh, ternyata Pak Jas juga melihat tho?" tanyaku, "Kupikir cuma
aku saja. Tadinya, aku mau bangunin yang lainnya. Tapi, aku takut. Jadi, diem
aja tanpa gerak."
"Iyo, aku juga ngelihat," imbuh Wagiran.
"Hmm, harusnya pada bangun, terus ditanya, 'Heh, siapa kamu?!'" kata
Sunar, kepala pelaksana proyek itu. Diiringi suara tawa yang lain.
Aku kemudian baru mengerti kalau di sekitaran proyek renovasi jembatan itu,
banyak sekali "hal-hal yang tak kasat mata". Beberapa hari
berikutnya, sebelum aku memutuskan berhenti karena tak kuat diganggu setiap
malam, penampakan demi penampakan terus terjadi. Yang berani tetap meneruskan
kerja di proyek renovasi jembatan itu.
Jumat, 01 Juli 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar